Iqra, begitulah ayat al Qur’an yang pertama kali Allah sampaikan kepada Rasulullah Saw., sebagai wahyu perdana melalui perantara malaikat Jibril. Hal tersebut mengisyaratkan betapa membaca sangat penting. Membaca menjadi titik awal kompetensi yang diajarkan guru sekolah dasar kepada muridnya, yang baru mengenyam pendidikan dasar. Mengapa demikian? Karena membaca merupakan fondasi dan jembatan peserta didik agar mampu memahami berbagai ilmu, berbagai pelajaran.
Pada Pendidikan di jenjang menengah, kemampuan membaca murid sudah baik. Namun, baik di sini tidak menjamin murid yang mampu membaca mempunyai minat baca, apalagi keranjingan membaca. Literat tetapi seperti illiterat istilahnya, artinya dapat membaca tetapi seperti tunaaksara. Sangat miris jika kondisi ini dibiarkan berlarut-larut. Pantas saja jika kita melihat data studi “Most Literred Nation in the Word,” yang terakhir diambil tahun 2016, Indonesia berada di urutan 60 dari 61 negara. Indonesia berada di bawah negara Thailand (59) dan di atas negara Boswana (61).
Harus ada ramuan khusus untuk mengatasi kondisi ini. Ramuan ini sangat bisa kita terapkan di lembaga pendidikan manapun, terlebih lagi lembaga pendidikan Islam yang dalam Al Qur’an surat dan ayat yang menekankan tentang membaca dan menulis. Ramuan ini dapat diterapkan untuk menumbuhkan minat baca murid. Ramuan ini disingkat dengan kata AJAIB berikut ini.
Ramuan awal yaitu asah minat baca murid. Untuk awal, perkenalkan buku-buku menarik, misalnya komik Sholahudin Al Ayubi, komik Muhammad Al Fatih yang sering dibaca murid. Ajak juga mereka untuk berkunjung ke perpustakaan. Agar minat bacanya semakin terasah dan makin semangat, adakan program rutin silent reading baik di kelas ataupun di sekolah secara klasikal 10-20 menit tergantung kebutuhan. Untuk membuktikan keseriusan murid megikuti program silent reading, berikan kesempatan setiap pertemuan ada murid yag maju ke depan untuk mempresentasikan buku. Untuk menambah semangat ajak mengunjungi pameran buku.
Dalam Pendidikan Islam, murid sangat butuh keteladanan. Di sinilah guru dapat memberikan teladan bahwa seorang guru pun walaupun sudah menjadi guru tetap terus semangat belajar dengan banyak membaca berbagai ilmu. Di samping itu, hadirkan juga Bunda Literasi yang dapat memotivasi minat baca murid. Selain itu, kita juga memperkuat dengan menyampaikan tokoh-tokoh baca di Indonesia dan tokoh dunia yang dapat menginspirasi. Di Indonesia terdapat Muhammad Hatta yang pernah menjadi wakil presiden RI pertama dan mempunyai 8.000 koleksi buku, B.J. Habibie yang sudah gemar membaca buku berbahasa Belanda sejak umur 4 tahun, Ir. Soekarno yang sejak kecil senang membaca koleksi buku ayahnya, K.H. Abdurrahman Wahid yang sejak kecil suka buku-buku silat, R.A. Kartini yang sering menggunakan waktu luangnya untuk membaca buku-buku modern kiriman kakaknya, serta H.B. Jassin seorang pengarang dan kritikus sastra yanga dari kecil suka membaca koleksi buku ayahnya.
Dari tokoh dunia, kita bisa menceritakan ilmuwan-ilmuwan Islam seperti Al Khawarizmi ahli matematika, Ibnu Sina bapak kedokteran, Al Zahrawi bapak ilmu bedah modern, Ibnu Al Haitham seorang fisikawan. Dengan minat bacanya mereka mejadi seorang ahli di bidangnya. Ceritakan juga Maria Teressa Calderon, seorang tokoh baca yang mempunyai KEM tercepat di dunia yaitu 80.000 kata per menit, yang mampu membaca buku satu halaman per detik dengan pemahaman 80 persen.
Murid yang tidak mengetahui nilai KEM (Kemampuan Efektif Membaca) akan merasa cukup puas dengan kemampuan dirinya yang lancar membaca. Dalam tes KEM, murid akan diukur kecepatan membaca dan pemahaman terhadap bahan bacaan. Murid yang lancar membaca belum tentu mempunyai kemampuan membaca cepat dan memahami bahan bacaan dengan tepat. Dengan Adanya tes KEM, murid akan tahu kemampuan membacanya. KEM anak SD 150-250 kata per menit (kpm), KEM anak SMP 200-250 kpm, dan anak SMA 250-300 kpm. Jika murid mengetahui nilai KEM, dia akan termotivasi untuk meningkatkan kemampuan membacanya. Karena KEM ini bisa ditingkatkan dengan banyak membaca buku. Guru cukup menyediakan perangkat tes dan meluangkan waktu untuk melaksanakan tes KEM.
Pada ramuan tahap ini, sebagai guru dapat memberikan sarana tanpa batas agar murid dapat mengimplementasikan apa yang sudah dibacanya. Murid dapat membuat berbagai karya dan menampilkan sesuatu atau mempresentasikan buku yang dibaca. Misal dengan membaca, murid dapat membuat review buku 4 teknik ( fishbone, AIH, Y-Chat, infografis), membuat madding dengan berbagai jenis tulisan, mind mapping, kartu baca, buku saku, menulis puisi, cerpen, artikel, novel, dan karya lainnya. Dengan membaca, murid dapat mempraktikkan tampil di depan umum baik seagai pembawa acara, pidato, bercerita, membaca puisi, memerankan drama. Dengan, membaca juga mereka bisa belajar bahasa isyarat ataupun memainkan permainan tradisional yang hampir punah karena tergantikan dengan hadirnya gadget.
Ramuan pamungkas, agar minat baca murid meningkat dapat diberikan reward atau hadiah atas keberhasilan mereka dalam mengimplementasikan hasil baca, misalnya dengan memberikan reward kepada murid yang mempresentasikan review buku atau kelompok yang berhasil megikuti kegiatan literasi dengan baik.
Ramuan-ramuan seperti halnya ramuan obat insya Allah akan berhasil jika diterapkan atau dilaksanakan secara rutin. Dengan demikian, sekolah sebagai garda terdepan harus konsisten. Ramuan tersebut juga akan mudah dilaksanakan dengan bantuan KLS (Komunitas Literasi Sekolah). Semoga dengan berbagai Upaya yabg dilakukan secara kontinyu dan konsisten, minat baca murid dapat tumbuh dan Indonesia tidak lagi berada di rekor bawah.
*Juara 2 Lomba Menulis Artikel, As-Syifa Teacher Festival tahun 2024, ditulis oleh Aan Kartini, S.Pd.
Sumber literatur:
edukasi.kompas.com
Wikipedia.com
Leave a Comment